Buku Agar Bunda Tetap Bisa Berdakwah
Kode: BK3933
Harga: Rp. 54.000
Rp. 43.200 (Diskon)
Penulis: Rochma Yulika
Penerbit: Pro-U Media
Ukuran: 13.9 x 20.2 cm
Cover: Soft Cover
Berat: 305 Gram
Tebal: 304 halaman
Resensi:
Apakah seorang Bunda cukup berhenti saja menjadi sesosok bunda? Membereskan semua urusan suami, urusan anak-anak, urusan keluarga, dan urusan rumah tangganya?
Bagaimana dengan teladan kita, Ummul Mukminin Khadijah al-Kubra? Beliau sosok ibunda sempurna, sekaligus pembela setia dakwah suaminya, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Bagaimana dengan teladan kita, Ummul Mukminin Aisyah? Beliau sanggup membesarkan keponakan-keponakannya, sekaligus menjadi ulama wanita di zamannya.
Buku ini merupakan sebentuk ikhtiar penulisnya, yang berharap agar dengan segala peran luar biasanya, seorang Bunda tetap bisa berdakwah sesuai kemampuannya.
Meski dapat dibaca siapa saja, buku ini lebih kami utamakan untuk para bunda. Mengapa bunda? Karena, bunda adalah sosok mulia, yang dengan kebaktian kepada suaminya telah menjadi amal andalannya, yang dengan segala amal rumah tangganya telah bernilai ibadah utama di sisi Allah. Akan tetapi, bagaimana dengan fungsi dakwah kepada wanita-wanita lainnya?
Acap kali sisi kebundaannya kurang selaras dengan fungsi da’iyah-nya. Ada sosok bunda Muslimah yang demikian luar biasa memberesi berbagai urusan rumah tangga, tetapi abai begitu saja akan peran dakwahnya. Sebaliknya, ada sosok bunda Muslimah yang sangat intens dengan pelbagai urusan dakwah, taklim, dan pengajian ibu-ibu, tetapi urusan primer melayani suami, anak-anak, dan rumah tangganya terbengkalai. Tentu tidak boleh seperti itu.
Para salafush shalih dari kalangan Muslimah telah memberikan teladan. Ada Ummul Mukminin Khadijah radhiyallahu anha, sosok garis terdepan dan terawal pembela dakwah Sang Suami, Nabiyullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ada Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu anha, guru dari para guru di zamannya. Ada Ummul Mukminin Zainab bintu Khuzaimah radhiyallahu anha, peran sosialnya menyantuni orang-orang miskin demikian lekat hingga berjuluk sang ummul masakiin. Dan, ada sederet bunda Muslimah lainnya yang seharusnya menjadi teladan.
Pertanyaannya kemudian, bagaimana para bunda harus mengambil peran dakwah dan tetap sinergis dengan peran kebundaannya? Bab demi bab dalam buku ini akan memaparkannya. Insya Allah.