Buku Syarah Ringkas Riyadhus Shalihin
Kode: BK1769 Harga 1 Set:
Rp. 520.000
Rp. 416.000 (Diskon)
Penulis: Imam An-Nawawi
Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin
Penerbit: Pustaka As-Sunnah
Ukuran: 16,5 cm x 25 cm
Berat 1 set: 3,3 kg, Hard Cover
Tebal Jilid 1: 1024 Halaman, Jilid 2: 1030 Halaman
Kitab Asli: Syarah Riyadh Ash-Shalihin min Kalaami Sayyidil Mursalin
Resensi:
Sesungguhnya segala puji bagi Allah semata pemilik semesta alam. Buku ini berisi hadits-hadits tentang ibadah, muamalah, akidah dan lain-lain, yang ditulis oleh Imam An-Nawawi kemudian disyarah oleh Syaikh Ibnu Al-‘Utsaimin, berikut di antara isinya:
***
Bab 14: Berlaku Sedang Dalam Beribadah
Allah Ta’aala berfirman:
“Thaha. Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah.” (QS. Thaha: 1-2)
Penjelasan:
Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah Ta’aala (yang artinya): ‘Thaha. Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah. ‘Thaha adalah dua huruf hijaiyah, yaitu tha’ dan ha’; keduanya bukan nama Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam sebagaimana diklaim sebagian orang. Ia adalah huruf hijaiyah yang Allah mulai dengannya beberapa surat dari Al-Qur’an Al-‘Aziz. Ia merupakan huruf yang tak bermakna. Al-Qur’an turun dengan berbahasa arab; bahasa arab tidak menjadikan huruf hijaiyah bermakna, bahkan tidak memiliki arti, kecuali bila dirangkai menjadi satu susunan kalimat.
Akan tetapi, huruf di atas memiliki gertakan yang ampuh, yaitu tantangan yang terang-terangan bagi orang-orang yang mendustakan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam. mereka para pendusta itu tidak mampu mendatangkan yang seperti Al-Qur’an satu surat, sepuluh surat ataupun satu ayat. Meskipun demikian, Al-Qur’an yang membuat mereka tidak berkutik tidak mendatangkan huruf-huruf aneh yang belum mereka kenal. Al-Qur’an tersusun dari huruf-huruf bahasa mereka. Allah berfirman:
“…Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu…” (QS. Al-Baqarah: 185)
149- Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwasanya Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam memasuki rumahnya, sementara di sisi Aisyah ada seorang wanita. Beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam bertanya: “Siapaka ini?” Aisyah menjawab: “Ini adalah si Fulanah.” Aisyah menyebutkan perihal wanita tersebut yang sangat tekun shalat. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jangan demikian, hendaklah engkau berbuat sesuai kemampuanmu. Sebab demi Allah, Allah tidak jemu hingga kalian jemu beramal. Cara beragama yang paling dicintai Allah adalah yang kontinyu dilakukan oleh pelakunya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
***