Buku Cara Para Nabi Berdakwah (Stok Kosong)
Kode: BK1114
Harga Buku:
Rp 39.000
Rp. 33.150 (Diskon)
Penulis: Syaikh Prof. Dr. Rabi bin Hadi Al-Madkhali
Penerbit: Pustaka Sumayya
Resensi:
Para pembaca yang mulia, pada saat ini banyak kelompok-kelompok di dalam islam yang menawarkan berbagai metode dakwah. Mereka melakukan semua ini dalam rangka -menurut anggapan mereka- untuk kejayaan islam dan kemuliaan kaum muslimin. Mereka melihat, saat ini kaum muslimin dalam keadaan lemah dan rendah dihadapan musuh-musuhnya. Sebagian di antara kaum muslimin ada yang mengekor kepada pola kehidupan orang-orang kafir barat dan sebagian lainnya malu untuk menampakkan keislamannya. Kelompok-kelompok ini lalu bangkit dan ‘berteriak’ kepada kaum muslimin. Kembalilah kalian kepada islam! kembalilah kalian kepada Allah.
Kemudia mereka segera menyusun metode-metode dakwah untuk mengembalikan kaum muslimin kepada islam. Diantara mereka ada yang memulai dakwahnya dengan perebaikan akhlak dan penyucian hati. Mereka menamakan dakwahnya dengan nama manajemen qalbu. Dan kelompok lainnya memulai dakwahnya melalui perbaikan ekonomi umat, sedangkan kelompok yang lain melalui jalur politik. Yang dimaksud di sini bukanlah politik islam yang diwarisi oleh Rasulullah dan para khalifahnya yang lurus, akan tetapi sistem politik yang berasar dari orang-orang kafir barat. Seperti demokrasi, sistem parlemen, partai politik, sistem pemilihankepada negara dan daerah, pembagian kekuasaan di dalam negara, cara penyampaian aspirasi dan sebagainya. Dan metode dakwah seperti inilah yang saat ini digandrungi oleh para pemuda islam.
Para pembaca yang mulia, lalu bagaimanakah metode dakwah para nabi Allah? Apakah ada di antara mereka yang memulai dakwahnya melalui perbaikan akhlak dan penyucian hati? Apakah ada di antara mereka yang memulai dakwahnya melalui perbaikan ekonomi umat atau melalui jalur politik? Apakah Nabi Musa memulai dakwahnya dengan cara memprovokasi Bani Israil untuk merebut kekuasaan Firaun yang dzalim, kejam dan bahkan mengaku sebagai tuhan?
Kalau seandainya dakwah harus dimulai lewat jalur politik, lalu mengapa ketika Firaun dan bala tentaranya mati di laut, Nabi Musa tidak kembali ke Mesir untuk menjadi penguasa di sana, bahkan beliau tinggal di Gurun Sinai, tanpa daulah, tanpa kekuasaan dan pemerintahan ilahiyyah?! Dan mengapa Rasulullah menolak tawaran dari Utbah bin Rabiah untuk menjadi penguasa Quraisy dan menjadi oang yang terkaya di antara mereka?! Lalu, dari arah manaka para nabi Allah memulai dakwahnya? Semua pertanaan ini akan terjawab melalui buku yang ada di tangan pembaca. Syaikh Rabi menjelaskan secara detail kepada pembaca, dakwah yang dilakukan oleh para Nabi Allah.