Buku Fikih Sirah Nabawiyah Mendulang Hikmah Dari Sejarah Rasulullah
Kode: BK1642
Harga:
Rp.150.000
Rp. 120.000 (Diskon)
Penerbit: Darus Sunnah
Penulis: Prof. Dr. Zaid bin Abdul Karim Az-Zaid
Ukuran: 16 cm x 24 cm
Tebal: 622 halaman
Berat: 1.350 Gram
Cover: Hard Cover
Resensi:
Buku ini memiliki perbedaan dengan buku sirah lainnya, yaitu penulis memaparkan fikih dan hikmah dari setiap kejadian sejarah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sungguh banyak faidah yang bisa kita dapatkan dari buku ini.
Salah satu cuplikan isi:
Silsilah Nasab Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
Dia adalah Muhammad bin Abdillah bin Abdil Muththalib bin Hasyim bin Abdil Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhar bin kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar binbin Ma’ad bin ‘Adnan.
Mengenai silsilah nasab Nabi shallallahu ‘Alaih wa Sallam setelah Adnan ke Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam ada perbedaan pendapat di antara ulama sirah. Adapun setelah Nabi Ibrohim Alaihissalam ke atas sampai ke Nabi Adam ‘Alaihissalam, maka tidak ada dalil dan landasan yang bisa dijadikan pedoman. Yang pasti bahwa dari Nabi Ibrohim ‘Alaihissalam sampai ke Nabi Adam ‘Alaihissalam terdapat silsilah nasab tertentu yang tidak benar.
Kakek Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
Qushai dialah yang menyatukan dan mengembalikan penguasaan Masjid Haram kepada mereka. Dia memilih kedudukan yang tinggi dalam diri orang Quraisy, hingga mereka pernah berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaih wa Sallam setelah beliau diutus menjadi Nabi, “Bangkitkan kembali Qushay dari kuburannya, karena dia adalah tokoh yang jujur dan selalu benar, kalau dia bersaksi atas kebenaran yang kamu bawa, maka kami akan menjadi pengikutmu.”
Setelah Qushay meninggal, dia digantikan oleh empat anaknya dan anaknya yang paling menonjol ketokohannya dikalangan Quraisy adalah Abdul Manaf, dialah yang memegang peranan mengatur urusan pembagian air minum dari sumur zam-zam. Setelah Abdul Manaf meninggal dilanjutkan oleh anaknya Hasyim. Dialah yang pertama mempelopori perjalanan pada musim panas dan musim dingin. Dia dinamakan Hasyim karena dia yang menyiapkan roti untuk makanan para jama’ah haji , dan nama sesungguhnya adalah Amr. Setelah Hasyim adalah Abdul Muththolib. Dia besar di Madinah dan sangat mirip dengan kakeknya Qushay. Dialah yang menggali kembali sumur Zam-zam, dan dialah yang bernadzar jika dikaruniai sepuluh anak laki-laki, maka dia akan menyembelih satu di antaranya.
Daftar Isi: